Kenapa Tidak Ada Superhero yang Suka Gorengan – Buku Saku (menjadi) Superhero

Cetakan Pertama : Desember 2024
Ukuran : 10,5 cm x 14,8 cm
Jumlah Halaman : vi + 50 hal
QRCBN : 62-4503-3142-873
Harga : Rp 10.000

Untuk mendapatkan buku ini dapat langsung mengunjungi Polkesraya Mart Palangka Raya dengan CP. Arizal S.I.Pust. M.I.Kom. (0852 4667 1484)

 

Kategori:

Penulis : Deddy Eko Heryanto; Editor : Yetti Wira Citerawati SY

Sinopsis

“Kenapa Tidak Ada Superhero yang Suka Gorengan?”

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa superhero selalu digambarkan sebagai makhluk sempurna yang tidak pernah menyentuh gorengan? Mereka bisa melawan alien, menghentikan asteroid, bahkan menyelamatkan dunia, tapi nggak ada satu pun dari mereka yang mampir ke warung kopi untuk pesan tahu isi atau bakwan. Aneh, kan?

Buku ini adalah eksplorasi absurd dan penuh humor tentang apa yang terjadi kalau superhero global seperti Superman, Batman, atau Thor dihadapkan pada realitas hidup kita: antre gorengan di pasar tradisional, menghadapi netizen julid, atau terjebak drama WhatsApp grup keluarga.

Dengan gaya bahasa santai dan sedikit sarkas, buku ini akan membuatmu tertawa sambil berpikir:

Apa jadinya kalau Flash jadi driver ojek online? Cepat sih, tapi kalau makanan diantarnya dalam bentuk bubur, siapa yang tahan?

Bagaimana Batman menghadapi tawar-menawar di pasar tradisional? Apakah suara seraknya cukup untuk dapat diskon cabe?

Kenapa superhero selalu terlihat keren di Instagram, tapi nggak pernah berurusan sama tagihan listrik yang tiba-tiba naik?

Dari kehidupan kos-kosan sampai filosofi sambal terasi, buku ini akan membuktikan bahwa menjadi pahlawan sejati nggak butuh kostum mewah atau kekuatan super. Kadang, cukup dengan tahu isi di tangan dan cabai rawit di mulut, kamu sudah menjadi penyelamat di dunia kecilmu sendiri.

Bersiaplah untuk tertawa, merenung, dan merasa bangga bahwa meskipun kita bukan superhero, kita punya sesuatu yang mereka nggak punya: gorengan. Karena pada akhirnya, hidup tanpa gorengan itu seperti film superhero tanpa soundtrack epik—nggak seru sama sekali!

Scroll to Top